
Pernahkah Anda merasa frustrasi saat anak tiba-tiba tantrum di tengah sesi belajar? Tantrum memang sering terjadi pada anak usia dini dan bisa menjadi penghambat proses belajar mereka. Namun, jangan khawatir! Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa membantu anak mengelola emosi mereka dan fokus pada pembelajaran.
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah reaksi emosional yang kuat dan seringkali tidak terkendali pada anak-anak. Biasanya ditandai dengan menangis keras, berteriak, berguling-guling di lantai, atau bahkan melempar barang. Tantrum ini seringkali terjadi ketika anak merasa frustrasi, marah, atau keinginannya tidak terpenuhi.
Mengapa Anak-Anak Mengalami Tantrum?
- Belum mampu mengelola emosi: Anak-anak masih belajar untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi mereka. Ketika emosi mereka meluap, mereka belum memiliki kemampuan untuk mengekspresikannya dengan kata-kata, sehingga meledak menjadi tantrum.
- Keinginan tidak terpenuhi: Ketika anak ingin sesuatu dan tidak mendapatkannya, mereka bisa merasa sangat frustrasi dan melampiaskannya dengan tantrum.
- Kelelahan atau lapar: Kondisi fisik seperti kelelahan atau lapar dapat membuat anak lebih mudah tersinggung dan memicu tantrum.
Cara Mengatasi Tantrum dan Meningkatkan Fokus Belajar:
-
- Tetap tenang: Reaksi orang tua sangat berpengaruh pada situasi tantrum. Cobalah untuk tetap tenang dan tidak ikut terbawa emosi.
- Berikan perhatian saat anak tenang: Saat anak sudah tenang, berikan perhatian penuh dan dengarkan apa yang ingin mereka sampaikan.
- Ajarkan cara mengekspresikan emosi: Ajak anak untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dengan kata-kata.
- Buat lingkungan belajar yang nyaman: Ciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan saat belajar.
- Ajarkan teknik relaksasi: Ajarkan anak teknik pernapasan dalam untuk membantu mereka tenang.
- Berikan pujian: Berikan pujian ketika anak berhasil menyelesaikan tugas atau mengontrol emosinya.
- Libatkan anak dalam membuat jadwal: Libatkan anak dalam membuat jadwal belajar untuk meningkatkan rasa tanggung jawab.