Memaksa Anak Belajar, Apa Dampaknya?

 

                                                sumber : freepik.com

Haii sobat Lesin Aja!

Kerapkali kita menjumpai orang tua yang memaksa anaknya untuk selalu belajar tanpa mengenali waktu. Para orang tua menganggap presepsi mereka tentang penekanan dalam belajar anak merupakan hal yang benar. Sayangnya hal tersebut justru akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan psikologis anak. Tidak jarang anak-anak yang terbiasa diberi penekanan sejak dini tumbuh menjadi pribadi yang suka menindas temannya, hal ini digunakan sebagai cara untuk meluapkan emosi pada diri mereka. Maka dari itu, orang tua harus segera mengubah presepsi mereka dan menganggap memaksa anak belajar adalah hal yang tidak baik.

Memaksa anak belajar merupakan kondisi dimana anak-anak seakan tidak diberikan waktu untuk istirahat dan bernapas. Anak-anak dituntut untuk menjadi yang terbaik dan orang tua memiliki ambisi yang sangat besar untuk menjadikan anaknya sempurna. Hal ini akan membahayakan mental mereka saat tumbuh dewasa nanti. Lantas bagaimana cara untuk mendidik cara belajar anak dengan bijaksana? Dalam hal ini yang harus selalu diingat orang tua adalah jangan terlalu berambisi pada kesempurnaan anak. Biarkan anak mengembangkan kreativitas dan minat mereka. Untuk memaksa secara bijaksana orang tua bisa melakukan pendekatan dan pengungkapan yang mengubah paksaan menjadi sebuah dorongan. Lalu, apa saja dampak memaksa anak dalam belajar? Yuk simak penjelasan berikut.

Anak lebih mudah sakit

Penyakit itu tidak harus datang dari virus atau bakteri lho, moms! Perasaan yang tidak bahagia juga dapat menyebabkan ketidaklancaran metabolisme dalam tubuh. Tekanan belajar yang diberikan orang tua pasti akan menjadi beban pikiran anak, hal tersebut akan membuat mereka lelah dan akhirnya jatuh sakit. Meskipun anak mendapatkan waktu tidur yang cukup, jika tidak diselingi dengan istirahat yang berkualitas tetap saja anak akan merasa lelah dan kurang nyaman di pagi harinya. Moms pasti tidak mau kan jika anak menjadi gampang jatuh sakit?

Anak lebih mudah stress dan depresi

Di usia anak-anak memang sudah sewajarnya banyak menghabiskan waktu untuk bermain. Namun, dalam hal ini orang tua merebut kebahagiaan anak dengan mengambil waktu bermain mereka untuk belajar. Terlalu banyak beban materi pelajaran dapat memicu anak menjadi stress. Selain itu stress dan depresi juga dapat berujung penyakit dan perkembangan emosionalnya menjadi terganggu lho!

Sebagai orang tua kita tidak bisa memaksakan kehendak kita dengan berlebihan kepada anak. Menginginkan anak yang berprestasi jangan sampai melupakan kebahagiaannya.

Anak kehilangan semangat

Moms jangan salah, memaksa anak belajar bukannya membuat mereka semangat tapi justru sebaliknya. Dengan memaksa anak belajar akan membuat semangat mereka menurun. Jika semangat anak menurun akan menjadikan anak benci untuk belajar. Mungkin dari pengawasan orang tua membuat anak terlihat serius membuka buku pelajaran dan membolak-balik halamannya, padahal mereka melakukan hal tersebut secara terpaksa agar tidak kena omelan orang tua. Sehingga suasana belajar menjadi kurang sehat.

Anak menjadi tidak mandiri

Oleh karena orang tua yang sering mengatur segala aktivitas yang akan dilakukan anak, menjadikan mereka tidak mandiri. Ada baiknya orang tua membebaskan anak untuk berkembang dan mengatur kegiatan mereka sendiri. Orang tua hanya bertugas mengawasi dan mendampingi anaknya, asal mereka melakukan hal yang positif maka orang tua harus mendukung.

Gangguan komunikasi

Dikarenakan terlalu fokus belajar, anak akan menjadi kurang berinteraksi dengan yang lain dan menjadi anak yang introvert. Banyak sekali yang beranggapan bahwa anak yang pintar adalah yang rajin belajar dan tidak menghabiskan waktunya untuk bermain, sayangnya anggapan itu kurang tepat. Justru anak yang tidak suka berinteraksi dengan yang lain itu rawan mengalami gangguan komunikasi.

Prestasi anak menurun

Terlalu banyak informasi yang diserap anak menjadikan proses belajar kurang optimal, hingga rata-rata sistem belajar di Indonesia menuntut anak untuk menghafal, bukan memahami.

Dibandingkan memaksa anak untuk duduk diam dan membaca buku pelajarannya, alangkah baiknya buatkan peta konsep materi pelajaran dengan diselipkan gambar-gambar sederhana untuk memudahkan anak. Atau jika sang orang tua termasuk orang yang sibuk, bisa saja mengikutkan anaknya pada les privat agar anak bisa lebih semangat belajar. Karena dengan mengikuti les privat, anak akan mendapatkan ilmu dan mengerjakan soal dengan cara yang termudah. Salah satu contoh tempat les privat adalah di Lesin Aja. Di Lesin Aja kalian bisa menemukan tentor yang hanya akan fokus pada 1 siswa saja sehingga pembelajaran akan berjalan dengan maksimal. So, buruan segera daftar di Lesin Aja!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *